Meski didesak untuk bercerai dengan suaminya, Alter Hofan (32), Jane Deviyanti bersikukuh tidak akan menceraikan suaminya tersebut walau dirinya sudah ditipu. Di mata Jane, pernikahannya dengan Alter adalah sebuah anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya.
"Kami dipersatukan oleh Tuhan, karena itu kami tidak dapat dipisahkan oleh manusia, " ujar Jane, ditirukan oleh pengacaranya Kores Tambunan, udai menggelar jumpa pers di kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (5/5/2010).
Wanita penyandang tuna rungu tersebut juga mengaku sangat puas sudah melaporkan kasus yang menimpa dirinya itu ke Komnas HAM. Pasalnya, ia sangat berharap bisa berkumpul kembali dengan suami dan keluarganya seperti sediakala.
"Saya berharap bisa berkumpul lagi dengan keluarga seperti dulu," harapnya.
Sebelumnya, Kuasa Hukum Alter Hofan, Kores Tambunan, melaporkan perkara yang menimpa kliennya tersebut ke Komnas HAM. Kores menganggap penahanan terhadap Alter dinilai tidak dilandasi atas bukti-bukti yang kuat. Kores mensinyalir ada indikasi pelanggaran HAM dalam kasus tersebut.
Aparat penegak hukum seperti Kepolisian dan Kejaksaan sudah memiliki gelagat ketakutan, sehingga mereka melakukan proses cekal pada Tanggal 22 desember 2009 atas permintaan Wakapolda Metro Jaya ke Kejaksaan Tinggi, dengan alasan menghindari hilangnya barang bukti.
"Padahal Alter tidak kabur," katanya.
Alter dipenjara di LP Wanita Pondok Bambu setelah menyandang status tersangka pemalsuan identitas dan penipuan yang dilaporkan oleh orangtua Jane Deviyanti. Alter mengaku sebagai seorang laki-laki yang mengidap sindrom klineferter.
Sindrom Klineferter ini disebut juga Kondisi XXY, yaitu kelebihan kromosom x. Dalam tubuh Alter mengandung dua kromosom x dan 1 kromosom y.
Kondisi ini menyebabkan Alter tak punya sperma, tak punya rahim, berpenis kecil, dan memiliki kelenjar payudara. Namun Alter mengklaim diri sebagai seorang laki-laki dan menikahi Jane Deviyanti.
Tahun 2006 dia melakukan rekontruksi payudara (masektomi) di Kanada.
"Kami dipersatukan oleh Tuhan, karena itu kami tidak dapat dipisahkan oleh manusia, " ujar Jane, ditirukan oleh pengacaranya Kores Tambunan, udai menggelar jumpa pers di kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (5/5/2010).
Wanita penyandang tuna rungu tersebut juga mengaku sangat puas sudah melaporkan kasus yang menimpa dirinya itu ke Komnas HAM. Pasalnya, ia sangat berharap bisa berkumpul kembali dengan suami dan keluarganya seperti sediakala.
"Saya berharap bisa berkumpul lagi dengan keluarga seperti dulu," harapnya.
Sebelumnya, Kuasa Hukum Alter Hofan, Kores Tambunan, melaporkan perkara yang menimpa kliennya tersebut ke Komnas HAM. Kores menganggap penahanan terhadap Alter dinilai tidak dilandasi atas bukti-bukti yang kuat. Kores mensinyalir ada indikasi pelanggaran HAM dalam kasus tersebut.
Aparat penegak hukum seperti Kepolisian dan Kejaksaan sudah memiliki gelagat ketakutan, sehingga mereka melakukan proses cekal pada Tanggal 22 desember 2009 atas permintaan Wakapolda Metro Jaya ke Kejaksaan Tinggi, dengan alasan menghindari hilangnya barang bukti.
"Padahal Alter tidak kabur," katanya.
Alter dipenjara di LP Wanita Pondok Bambu setelah menyandang status tersangka pemalsuan identitas dan penipuan yang dilaporkan oleh orangtua Jane Deviyanti. Alter mengaku sebagai seorang laki-laki yang mengidap sindrom klineferter.
Sindrom Klineferter ini disebut juga Kondisi XXY, yaitu kelebihan kromosom x. Dalam tubuh Alter mengandung dua kromosom x dan 1 kromosom y.
Kondisi ini menyebabkan Alter tak punya sperma, tak punya rahim, berpenis kecil, dan memiliki kelenjar payudara. Namun Alter mengklaim diri sebagai seorang laki-laki dan menikahi Jane Deviyanti.
Tahun 2006 dia melakukan rekontruksi payudara (masektomi) di Kanada.